Jasa digital marketing terbaik di Indonesia. Rekomendasi Jasa SEO, Jasa Website, dan Jasa SEM Profesional. Konsultasikan kebutuhan Anda sekarang!
Content is King, Yakin? (Lingkup SEO Website)
Istilah ini muncul dari Bill Gates yang pernah menulis jurnal mengenai “content is king”, sebuah jurnal futuristis yang memberikan gambaran seberapa pentingnya konten di masa depan.
(Sekarang jurnalnya sudah dihapus dari halaman Microsoft, bisa baca artikel dari three steps business).
Pernah suatu ketika, saya melihat postingan dalam sebuah grup blogger di Facebook. Isinya kurang lebih seperti ini, “content is king itu hoax, yang bener itu backlink is king,”
Sungguh celetukan yang sangat menarik sekali. Benar-benar sangat menarik. Terlebih dalam konteks SEO Website.
Saya rasa, celetukan tersebut muncul gegara kesalnya si blogger karena sudah nulis panjang-panjang tapi tidak terindeks Google.
Yaa, namanya juga blogger. Ada aja keluh kesahnya.
Backlink is King, Apakah Benar?
Terlepas dari semua teori dan asumsi yang ada, secara praktik saya setuju itu benar. Terlebih untuk SEO website.
Tapi…
Bukan king yang sebenarnya, tapi king yang sementara (temporary king).
“Sementara” dalam maksud dia hanya menggantikan posisi raja asli yang sedang kurang optimal atau berhalangan.
Bingung analoginya? Whehehe… Malas buat analogi, soalnya mabuk Daging Qurban pas nulis artikel ini.
Intinya, backlink hanya bisa jadi ‘king’ hanya ketika content tidak optimal dalam pengerjaannya.
Saya lebih suka menyebutnya content is king, backlink is queen. Sebab backlink nggak bakalan berguna (sama sekali), kalau kontennya nggak ada.
Website kosong, dikasih backlink. Ya buat apa? Meskipun halamannya bisa page one, ya percuma. Wong nggak ada isinya. Itu malah menjadi racun bagi website yang ngasih backlink.
Jauh lebih mudah kita ibaratkan mereka dalam susunan bidak catur. Anggap aja; konten adalah raja (king), backlink adalah ratu (qween/ster).
Memang benar, ratu (ster) punya pergerakan lebih bebas dan lebih kuat. Tapi ketika ratu mati, permainan masih bisa lanjut. Beda ketika raja mati. Permainan akan selesai. Meskipun pada kenyataannya raja cuman bisa maju mundur satu petak saja.
Jadi, sulit banget memposisikan backlink sebagai king. Sebab dia selalu butuh konten agar bisa bekerja dengan baik.
Apakah Content is King itu Benar?
Saya katakan, “Ya benar, tapi tidak sepenuhnya benar,”
Bukan berarti, ketika content is king itu benar, lantas saya membenarkan strategi SEO yang on-page aja (tanpa off-page sama sekali).
Ingat, raja mustahil bisa tampil ketika tidak ada pembantu-pembantunya. Presiden tidak eksis ketika dia bekerja sendirian.
Sama juga, content nggak bakalan bisa tampil di SERP ketika nggak disokong oleh; backlink, struktur tema yang baik, navigasi yang jelas, dan domain authority natural (url dalam).
Authority yang saya maksud bukan authority dari Tools Moz. Tapi lebih ke arah keterpercayaan sebuah website di mata Google. Dimana authority ini adalah rahasia Google sendiri. Nggak ada yang tahu.
Saya sangat setuju dengan pendapat Julia McCoy dalam artikelnya yang publish di Search Engine Journal,
“In reality, content is only one piece of the puzzle. Without the other pieces, chances are your stunning content will remain invisible.” (Sumber:Search Engine Journal).
Intinya, konten hanyalah bagian dari teka-teki SEO. Tanpa ada bagian lain (baca: offpage) konten yang Anda buat mustahil juga nongol di Google SERP’s.
Jadi, content is king itu ada benarnya. Tapi tidak benar juga jika Anda merasa cukup kompetitif dengan hanya content aja.
Bagaimana, sudah punya gambaran memahami jargon content is king ini? Jika sudah, yuk kita masuk ke pembahasan lebih dalam lagi.
Menjadikan Konten Bak Raja Negara Adidaya
Pernah nggak berpikir, siapapun presiden di USA, dia pasti terkenal, disegani, dan dikagumi. Kenapa bisa seperti itu?
Bukan karena sang presiden yang hebat, tapi karena negara USA yang punya authority tinggi di mata dunia. Sehingga, siapapun yang duduk menjabat sebagai presiden, dijamin dia bakalan menjadi trend topik, sorotan dunia, dan eksis dimana-dimana.
Sama ketika suatu website berita terpopuler di Indonesia memposting ‘niat mandi junub’. Postingan itu bakalan menempati posisi tertinggi di SERP Google.
Bukan karena konten yang bagus dan berkualitas, tapi karena website berita tersebut punya authority jauh lebih tinggi dibanding website Islam yang membahas topik tersebut.
Faktanya, niat mandi junub ya sama aja dari zaman dahulu kala.
Jadi, dalam konteks ini, konten sama sekali bukan raja. Tapi authority website di mata Google adalah rajanya.
Postingan biasa aja (bahkan copy paste) bisa menempati posisi teratas jika ditempatkan di website yang ber-authority.
Ya itulah faktanya.
Lantas, pertanyaannya adalah; bagaimana cara menjadikan konten benar-benar jadi king?
1. Website Ramah Indexing
Konten atau artikel sebagus apapun, percuma kalau nggak dirayapi bot crawler Google.
Jauh lebih buruk ketika; sudah capek-capek bikin konten berkualitas, nggak terindeks Google, eh tiba-tiba dicopas sama blog lain yang nggak bertanggung jawab (baca: penjahat konten).
Saya jamin, hal itu bakalan bikin blogger-blogger pemula sakit hati dan malas berkarya lagi.
Boleh jadi, postingan sudah terindeks, tapi kalah saing dengan blog copas. Ya alasannya karena blog copas itu lebih tinggi authority-nya.
Asalkan sudah terindeks, bukan jadi masalah jika kalah saing di SERP. Pokoknya, jangan sampai kalah cepat terindeks dengan blog copas atau blog AGC (baca selanjutnya tentang Auto Generate Content).
Nah, apakah backlink adalah satu-satunya penentu cepat tidaknya indexing?
Jawabannya TIDAK.
Buktinya, postingan WuzzWeb ini bisa terindeks nggak lebih dari 12 jam setelah posting. Padahal belum pernah dikasih backlink. Authority-nya tentu masih nol (kalau dicek pake tools pasti nilainya cuman 1).
Plus, nggak saya daftarkan ke Google News.
Kuncinya dimana?
Asumsi saya, kuncinya ada di struktur template dan CMS.
Maka dari itu, perbaiki dulu template website Anda. Jangan pilih template sembarangan.
Pakai CMS apapun, saya sarankan lebih baik pakai template premium (cari yang murah-murah banyak kok).
Saran saya sih, ikuti beberapa hal berikut:
- Pilih template yang bersih dan ringan
- Instal plugin SEO (jika pakai CMS WordPress)
- Berikan Breadcrumbs di atas postingan
- Perbaiki sitemaps
- Jangan lupa setting Robots.txt
Satu hal yang lebih penting adalah, daftarkan website Anda di Google Search Console. Lakukan manual url indeks tiap kali posting.
Insya Allah postingan Anda akan lebih cepat terindeks.
Kesimpulannya, masalah indexing saya rasa bukan problem off-page. Sehingga bisa kita perbaiki dari sisi on-page-nya.
2. Perhatikan Kualitas, Bukan Kuantitas
Saya rasa, panjang artikel memang berpengaruh untuk jangka waktu yang panjang. Tapi jauh lebih utama kualitas artikelnya.
Apalagi, sekarang Google punya RankBrain. Sehingga ada istilah user-intent. Dimana, kualitas konten dilihat dari kebergunaan dan manfaat yang dirasakan oleh pembaca (pengguna Google).
Artinya, Google tahu mana konten yang lebih dibutuhkan oleh pengguna. Sehingga, konten itu yang akan diletakkan di posisi tertinggi SERP.
Semakin lengkap semakin baik, tapi memaksa dengan menambahkan hal-hal yang tidak relevan justru malah mengurangi kebergunaan konten tersebut.
Jadi, ada benarnya jargon content is king. Tapi bukan berarti konten adalah segala-galanya. Bukan berarti semakin panjang konten, maka semakin potensial masuk di rank teratas Google SERP’s.
Panjang itu baik. Syaratnya, dengan panjang itu, pengguna Google semakin terbantu menemukan jawaban yang mereka cari.
Toh, ketika saru konten dinilai kurang panjang pun, suatu saat Anda bisa revisi konten yang sudah pernah dibuat dengan mudah.
Intinya, kualitas bukan kuantitas.
3. Bangun Backlink yang Baik
Sebelumnya, saya sudah pernah mengulas panjang lebar mengenai Jasa meningkatkan Domain Authority. Di dalamnya, saya singgung mengenai backlink juga tentunya.
Sama seperti konten, saya rasa saat ini backlink bukan tentang kuantitas, tapi kualitas.
Silahkan jika memang mau coba-coba dengan cara-cara spam atau cara blackhat lainnya. Saya yakin impact-nya nggak bakalan besar. Walaupun terasa, pasti nggak bakalan lama.
SEO itu butuh waktu kawan…
Ada banyak cara kok untuk membangun backlink yang baik, diantaranya:
- Lakukan guest post
- Link broken hunter
- Beli backlink content
Memang sih nggak bakalan cepet me-rangking. Hasilnya nggak bakalan instan memang. Bisa bulanan atau bahkan tahunan.
Tapi minimal website Anda dibangun dari SEO yang Whitehat. Sehingga, jauh lebih berkharisma dan bermartabat di mata Google.
Saran saya…
Hindari cara-cara instan. Apalagi sampai pakai tools yang nggak jelas target backlinknya dari mana.
Mungkin untuk jangka waktu pendek, tools-tools itu tampak bagus.
Tapi ingat,
Algoritma Google terus update lho. Jangan sampai suatu saat, website Anda terpental hilang karena ketahuan licik bermain Blackhat SEO.
Penutup
Ya itulah sedikit penjelasan yang nggak begitu detail mengenai content is king.
Meskipun jargon itu nggak 100% benar, minimal ada benarnya lah.
Intinya, tetap buat konten yang berkualitas dan berkuantitas. Perbaiki struktur tampilan website. Kurangi hal-hal yang membuat website lemot. Jangan lupa suntik backlink secara baik dan berkala lewat cara-cara yang saya sebutkan di atas.
Jika Anda bingung penjelasan di atas, boleh banget konsultasi masalah Website dan SEO di Admin WuzzWeb. Kami akan bantu sebisa kami agar website Anda hadir di posisi SERP impian Anda.